Wartawan Dituntut Harus Multitasking

Selasa, 03 September 2024, 00:26 WIB | News | Nasional
Wartawan Dituntut Harus Multitasking
Deputi Kepala Perwakilan BI Sumbar, Irfan Sukarna (Kiri) Bersama Para Narasumber Capacity Building Wartawan 2024, di Hotel Gumaya Semarang Jawa Tengah, Selasa (3/9/2024)

SEMARANG (3/9/2024)- Managing Editor Detikcom, Angga Aliya Firdaus mengatakan, di era kemajuan teknologi atau yang saat ini disebut era 4.0, wartawan dituntut menjadi seorang jurnalis yang multitasking.

Yang dimaksud multitasking menurut Angga adalah, selain bisa membuat berita, juga bisa memotret, menguasai teknologi, melakukan riset, serta yang tak kalah penting adalah bisa menjalin relasi.

"Semua wartawan harus menjadi wartawan 3 in 1 plus-plus," ucapnya saat menjadi pemateri pada Capacity Building wartawan Sumatera Barat, yang difasilitasi Bank Indonesia kantor Perwakilan Sumatera Barat di Hotel Gumaya Semarang, Jawa Tengah, Selasa.

Ia menjelaskan, yang dimkasud riset adalah wartawan mencari fakta-fakta melalui penelusuran dari berbagai media dan sumber data yang tersedia.

Seorang wartawan, kata Angga, juga dituntut memiliki kemampuan menguasai teknologi terkini termasuk AI, lalu mengetahui perilaku pembaca, serta tahu isu yang sedang trending di dunia maya, termasuk media sosial.

"Wartawan harus paham multimedia terintegrasi, bisa membuat berita sesuai selera pembaca, baik dalam bentuk berita, visual, podcast, ujarnya.

"Disamping itu seorang wartawan juga harus rajin memantau medsos untuk mengetahui apa yang terjadi," imbuhnya.

Wartawan, terutama wartawan ekonomi, lanjut Angga, juga harus bisa menganalisa data, menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dipahami pembaca, memiliki narasi yang kuat, seimbang dengan adanya banyak sumber.

Sementara Deputi Kepala Perwakilan BI Sumbar, Irfan Sukarna, saat membuka Capacity Building mengatakan, keberadaan media bagi BI sangat penting dalam membantu masyarakat mengetahui informasi terkait perekonomian.

"Apalagi untuk bicara masalah moneter, tentunya butuh penjelasan yang lebih rinci dari media tepercaya," ucap Irfan, Rabu.

Selama ini, lanjut Irfan, masyarakat selalu mengakses berita terkait perekonomian, pasti dari media tepercaya, bukan dari media sosial, karena informasi dari media sosial tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Halaman:

Penulis: Veri Rikiyanto
Editor: Veri Rikiyanto
Sumber: rilis

Bagikan: