Dalang Collection, Sulap Sampah Plastik Menjadi Kerajinan Bernilai Ekonomis

Jumat, 20 September 2024, 20:09 WIB | Unique | Kota Pekanbaru
Dalang Collection, Sulap Sampah Plastik Menjadi Kerajinan Bernilai Ekonomis
Aksi Pengelolaan Sampah Plastik di Pekanbaru (*)

PEKANBARU (20/9/2024) - Pemilik Bank Sampah Dalang Collection, Soffia Seffe (51) mengatakan, guna menekan volume sampah, khususnya sampah palstik di Kota Pekanbaru, pihaknya melakukan upaya mendaur ulang sampah, dengan menyulap sampah-sampah plastik menjadi barang yang bermanfaat.

Karya-karya yang dihasilkan pegawai dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau, Seksi Limbah Domestik itu berupa tas, keranjang, dan dompet.

Selain itu, ada pula sepatu, sandal, kotak pensil, baju hingga karpet. Semuanya berasal dari limbah sampah plastik.

Bahkan hasil buah tangan yang dihasilkan oleh Dalang Collection dari sampah-sampah tersebut turut meramaikan pasar ekspor tanah air karena memiliki keunikan tersendiri.

"Bank Sampah itu merupakan suatu strategi menjadikan wadah untuk mengajak masyarakat agar dapat mengolah, menabung bahkan berkarya. Selama ini sampah dibuang atau diberikan ke pemulung," kata Soffia di Pekanbaru, Kamis.

Dalang singkatan dari kata daur ulang, yang merupakan kelompok perajin yang berdiri sejak 2007. Hingga saat ini memiliki dua tempat pelatihan yaitu Bank Sampah Dalang Collection di Jalan Gajah, Kelurahan Bambu Kuning, Kulim Pekanbaru.

Kemudian, juga ada Rumah Pintar Dalang Collection di Kelurahan Industri Tenayan Raya, Pekanbaru.

Dia menjelaskan, bahwa Dalang Collection ini telah menghasilkan ribuan karya dari berbagai macam limbah plastik.

"Kegiatan yang saya lakukan ini adalah cermin bahwa kita harus berkolaborasi dengan masyarakat. Sebab, tanpa masyarakat kita tidak akan bisa mengola sampah ataupun melakukan kegiatan lainnya," jelasnya.

Sebagai PNS sekaligus pelaku karya, Soffia mengaku, kegiatanya merupakan tugas bersama. Ia ingin pada tahun 2025 hingga 2045 untuk RPJMD Provinsi Riau, terkait tempat pembuangan akhir (TPA) tidak berfokus pada hal ini saja.

Untuk diketahui, kata dia, TPA tidak akan dibangun lagi pada 2030. Hal ini, bertujuan untuk mengurangi emisi gas metana yang ditimbulkan dari sampah organik di TPA.

Halaman:

Penulis: Veri Rikiyanto
Editor: Veri Rikiyanto
Sumber: rilis

Bagikan: